Kalau kalian perhatikan bulan di langit saat purnama, terlihat bulan berbentuk bulat sempurna dan sangat indah. Namun, ternyata permukaan bulan tidak semulus yang kita lihat. Permukaan bulan sebenarnya penuh lubang kawah akibat tubrukan dengan asteroid dan komet.
Kenapa bisa sering terjadi tubrukan? Karenaatmosfer bulan yang tipis sehingga tidak mampu memberi perlindungan terhadap hantaman benda-benda langit yang jatuh ke permukaannya. Karena atmosfer yang tipis ini juga, menjadikan suara tak bisa didengar ketika kita berada di bulan. Selain itu juga membuat tekanan udara menjadi sangat rendah, sehingga tidak ada angin disana.
Tipisnya atmosfer juga mengakibatkan air dalam bentuk cair tidak bisa bertahan di permukaan bulan, karena ketika terpapar panas matahari, akan cepat terurai dan menghilang ke luar angkasa.
Jadi air yang berada di bulan diperkirakan berasal dari es yang dibawa oleh komet yang menabrak bulan, atau dari reaksi batuan bulan yang kaya oksigen dengan hidrogen dari angin matahari.
Struktur Bulan
Bulan memiliki struktur berupa lapisan kerak, mantel, dan inti seperti benda langit kebumian (benda langit yang mirip bumi) lainnya.
Bulan memiliki inti yang tergolong kecil, dengan radius kurang lebih 350 km, atau hanya 20% dari ukuran bulan, atau 15 kali lebih kecil dari inti bumi.
Bagian inti dalam kaya akan besi padat, sedang inti luar berupa besi cair. Di sekitar inti bulan terdapat lapisan pembatas, berupa cairan magma yang berada di kedalaman 1200-1350 km.
Kalau ada cairan magma, berarti di bulan ada gunung berapi aktif? Ya, dulu memang pernah ada gunung berapi disana, dan letusannya terakhir terjadi sekitar 1,2 miliar tahun yang lalu. Diperkirakan magma dengan kandungan titanium yang ada di perut bulan saat ini sedang berada dalam fase pendinginan, sehingga terlalu berat untuk dapat mengalir ke permukaan dan mengakibatkan letusan.
Namun, meski ada letusan gunung berapi, tidak berarti tanah di bulan subur seperti yang terjadi di bumi. Hal ini karena lapisan kerak bulan yang terus terhantam komet, asteroid, dan meteorit menghasilkan debu regolith dengan ketebalan bisa mencapai 20 meter. Sedang lapisan bawahnya berupa rekahan batuan dengan kedalaman berkilo-kilometer, yang dinamakan megaregolith.
Revolusi Bulan
Bulan merupakan benda langit pengiring bumi (satelit bumi). Hal ini terjadi karena adanya gaya tarik-menarik antara gravitasi bumi dan gravitasi bulan. Lintasan revolusi bulan saat mengelilingi bumi (yang disebut orbit) berbentuk elips atau lonjong, dan bumi tidak berada di tengah-tengah pusat lintasan bulan. Sehingga ada waktu dimana saat berevolusi bulan berada di posisi terdekat dengan bumi (disebut perigee), dan bisa juga berada di posisi terjauh (disebut apogee).
Meski saling tarik menarik, bulan tidak pernah jatuh ke permukaan bumi. Hal ini disebabkan bulan memiliki gaya sentrifugal sebagai akibat dari gerak revolusinya. Gaya sentrifugalnya lebih kuat dari gaya tarik-menarik pada sistem gravitasi bumi-bulan. Jadi, bulan tetap bisa mengelilingi bumi sambil bergerak menjauh.
Ada beberapa hal yang terjadi akibat gerak revolusi bulan mengelilingi bumi, seperti perubahan kenampakan bulan saat dilihat dari bumi, serta pasang surut air laut.
Perubahan kenampakan bulan atau biasa disebut fase bulan terjadi karena kedudukan bagian bulan yang terkena cahaya matahari (terhadap bumi) selalu berubah-ubah.
Sedangkan pasang surut air laut terjadi karena pada saat-saat tertentu, kedudukan bulan dan matahari terhadap bumi berubah sedemikian rupa, sehingga gravitasinya berpengaruh terhadap (ketinggian) air laut.
Yang jadi referensi
Haryanto. 2007. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas VI. Erlangga. Jakarta
2015. Komik Kuark Level III Edisi 06 Thn XI. Jakarta
2015. Komik Kuark Level III Edisi 08 Thn XI. Jakarta
Kita tinggal di sebuah benda langit yang bernama ‘bumi’. Bumi termasuk sebuah planet. Ada banyak planet selain bumi. Planet-planet ini, di alam semesta, bergerak secara teratur mengelilingi sebuah bintang. Bintang yang dikelilingi oleh bumi (tempat tinggal kita ini) diberi nama matahari.
Ada juga benda langit yang bergerak mengelilingi bumi dan planet-planet lain. Benda langit tersebut dinamakan satelit. Nama satelit bumi adalah bulan.
Saat kita menatap ke langit di malam yang cerah, terkadang kita melihat ada benda yang bergerak melesat cepat sambil berpijar mengeluarkan cahaya. Benda tersebut dinamakan meteor.
Masih banyak lagi benda langit lain yang ada di alam jagad raya ini. Uniknya, semua benda langit tersebut bergerak secara teratur mengikuti suatu pola, dan mereka secara langsung ataupun tidak langsung bergerak mengelilingi sebuah bintang (dalam hal ini matahari). Itulah yang disebut dengan tata surya. Tata surya merupakan salah satu sistem bintang yang ada di alam semesta ini.
Nyatanya, ada banyak sekali bintang di luar sana selain matahari. Dan karena bintang menjadi pusat edar dari benda-benda langit di sekelilingnya, berarti ada banyak juga sistem tata surya di alam semesta. Itulah yang disebut dengan galaksi. Jadi, pengertian sederhananya, galaksi adalah kumpulan dari beberapa sistem bintang yang ada di alam semesta. Galaksi tempat bumi kita berada namanya adalah galaksi Bimasakti.
Itu tadi sedikit pendahuluan untuk menggambarkan begitu sangat luasnya alam semesta ini. Mari kita kenali satu per satu benda-benda langit tersebut.
Matahari
Matahari merupakan pusat tata surya. Matahari dikelilingi oleh planet-planet karena gravitasi (gaya tarik) matahari sangat besar.
Sebenarnya seperti apa wujud matahari itu? Matahari merupakan bola gas yang bercahaya. Suhu pada permukaanya kurang lebih 6000 oC, sedangkan bagian dalamnya lebih panas lagi, kira-kira 15 juta oC. Diameter (garis tengah) matahari berukuran 1,392684 x 106 km dan letaknya kurang lebih 150 juta km dari bumi kita.
Matahari merupakan benda langit yang dapat memancarkan cahayanya sendiri. Oleh karena itu, matahari disebut juga sumber cahaya, atau bintang.
Di jagad raya yang maha luas ini, banyak sekali (hingga triliunan jumlahnya) bintang seperti matahari. Bahkan ukurannya lebih besar dari matahari milik kita! Beberapa contoh bintang selain matahari yang ada di galaksi Bimasakti yaitu, bintang Sirius, Pollux, Arcturus, Rigel, Aldebaran, Betelgeuse, dan Antares.
Planet
Pada bulan Agustus 2006, para ahli astronomi tingkat dunia menyepakati aturan baru tentang pengertian planet. Kesimpulannya adalah :
Planet adalah benda angkasa yang mengorbit mengelilingi sebuah bintang, dan ia sendiri bukan sebuah bintang
Planet berukuran cukup besar sehingga mampu mempertahankan bentuk bulat seperti bola
Orbit (garis edar, yaitu lintasan planet saat mengelilingi matahari) planet tidak boleh bersinggungan dengan orbit planet tetangganya
Dari kesepakatan tersebut, maka ada 8 benda langit yang disebut planet dalam tata surya kita, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Jika sebelumnya kamu mungkin pernah mendengar bahwa ada planet bernama Pluto, maka berdasarkan aturan tersebut, Pluto tidak lagi dimasukkan dalam golongan planet. Hal ini disebabkan orbit Pluto bersinggungan dengan orbit Neptunus.
Berdasarkan kedudukan bumi sebagai pembatasnya, planet di tata surya kita terbagi menjadi dua kelompok, yaitu planet Inferior dan planet Superior.
Planet Inferor adalah planet-planet yang letak orbitnya berada di sebelah dalam orbit bumi. Planet-planet itu adalah Merkurius dan Venus.
Planet Superior adalah planet-planet yang orbitnya berada di sebelah luar orbit bumi. Yang termasuk ini berarti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Sedangkan berdasarkan lintasan asteroid (Sabuk Asteroid) sebagai pembatas, planet di tata surya digolongkan atas dua bagian, yaitu planet dalam dan planet luar.
Planet dalam adalah kelompok planet yang orbitnya berada di sisi dalam lintasan asteroid. Jadi yang termasuk planet dalam adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars.
Planet luar adalah kelompok planet yang orbitnya berada di sisi luar lintasan asteroid. Yang termasuk planet luar yaitu Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Asteroid
Asteroid merupakan bongkahan batu langit dan sisa logam dengan ukuran beragam dan tak beraturan sisa pembentukan tata surya di masa lalu. Sebagian dari asteroid yang terdapat di tata surya berada di antara planet Mars dan Jupiter. Mereka bergerombol membentuk suatu gugusan menyerupai ‘sabuk’ yang ‘beredar bersama’ mengorbit matahari.
Kita menyebut kelompok asteroid tersebut Sabuk Asteroid. Sabuk Asteroid merupakan ‘rumah’ bagi ratusan ribu asteroid, dari yang berukuran sekecil partikel debu kosmik, hingga yang sebesar miniatur planet.
Beberapa di antara asteroid tersebut diberi nama. Contohnya, Ceres, Pallas, Juno, Eros, dan Vesta.
Meteor, Meteorit, dan Meteoroid
Di angkasa, banyak sekali benda-benda langit berukuran kecil yang tidak mempunyai lintasan tertentu. Benda-benda ini bergerak bebas di angkasa dengan kecepatan tinggi. Benda ini disebut meteoroid.
Apabila benda ini tertarik oleh planet yang memiliki atmosfer seperti bumi, misalnya, maka benda tersebut akan berpijar karena bergesekan dengan atmosfer. Benda yang berpijar tersebut dinamakan meteor. Benda inilah yang biasanya kita lihat di angkasa, bergerak cepat seperti melintasi bumi kita. Ada yang suka menyebut meteor adalah bintang jatuh atau bintang beralih.
Apabila meteor tidak habis terbakar di atmosfer, maka akan sampai di bumi. Batu meteor yang sampai di permukaan bumi disebut meteorit.
Karena batu meteor tersebut bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi, ditambah lagi mungkin dengan ukurannya yang besar, maka ketika jatuh ke permukaan bumi biasanya menimbulkan suara yang sangat keras seperti suara ledakan. Tabrakan itu juga menyebabkan terbentuknya sebuah kawah. Kawah ini biasa disebut kawah meteor. Salah satu contoh kawah meteor berada di Wolfe Creek, Australia.
Komet
Komet adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan orbit yang berbentuk sangat lonjong. Komet menyerupai bintang. Komet sering disebut orang bintang berekor, meski sebenarnya itu anggapan yang kurang tepat. Karena kalau bintang, berarti ia memancarkan cahayanya sendiri, sedangkan komet tidak dapat memancarkan cahaya.
Komet tersusun atas gas, es, dan debu. Saat komet bergerak mendekati matahari, lapisan es pada komet menguap. Kumpulan uap dan debu itu terdorong oleh angin matahari sehingga menjauhi matahari. Itu sebabnya saat komet mendekati matahari, ekornya berada di belakang, sedangkan saat komet bergerak menjauhi matahari, ekornya berada di depan.
Panjang ekor komet dapat mencapai mencapai jutaan kilometer. Semakin dekat dengan matahari, ekornya semakin panjang.
Satelit
Satelit berasal dari bahasa latin satelles, yang berarti pelayan, atau seseorang yang mematuhi atau melayani pihak lain. Berarti dalam hal ini, satelit memiliki pengertian yaitu benda langit yang bergerak mengitari sebuah planet.
Terdapat 2 jenis satelit, yaitu:
Satelit alam, yaitu satelit yang sudah ada dalam tata surya. Contohnya adalah bulan yang merupakan satelit alam dari bumi.
Satelit buatan, yaitu satelit yang dibuat oleh manusia dan diluncurkan dengan menggunakan roket. Satelit buatan dibuat untuk fungsi tertentu, misalnya untuk komunikasi, pemetaan, monitor cuaca, dan lain sebagainya. Contoh satelit buatan adalah satelit Palapa milik Indonesia.
Sebagai penutup, diberikan gambar yang menunjukkan perbandingan ukuran bumi dengan planet-planet lainnya. Sambil direnungkan betapa kecilnya kita, manusia, dan betapa maha luasnya jagad raya ini..
Yang jadi referensi
Haryanto. 2007. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas VI. Erlangga. Jakarta