Pembaruan artikel pada January 26, 2023
Di tahun 2018 ini, sebagian wilayah di bumi akan bisa melihat fenomena Super Blue Blood Moon. Ini adalah fenomena yang sangat sangat langka karena tidak terjadi setiap bulan, tidak setiap tahun, bahkan juga tidak setiap 5 tahun seperti Pemilu.
Super Blue Blood Moon merupakan sebuah fenomena alam yang terjadi pada saat ada gerhana bulan. Uniknya, fenomena ini merupakan gabungan dari 3 kejadian yang berhubungan dengan bulan, yaitu Super Moon, Blue Moon, dan Blood Moon.
Fenomena Super Moon
Kalian tahu bahwa bulan merupakan satelit bumi. Lintasan bulan saat berputar mengelilingi bumi bentuknya lonjong (elips), sehingga akan ada saatnya bulan sangat dekat dengan bumi dan ada saatnya ia sangat jauh dengan bumi.
Kedudukan bulan pada titik terdekat dengan bumi disebut Perigee, sedangkan saat titik terjauh disebut Apogee. Saat di posisi Perigee, jarak antara bulan dengan bumi ‘hanya’ sekitar 363.104 km, sedangkan pada posisi Apogee jaraknya sekitar 405. 696 km.
Nah, fenomena Super Moon terjadi saat bulan berada pada posisi Perigee, dimana bulan tampak 14% lebih besar dan 30% lebih terang dari purnama biasa.
Fenomena Blue Moon
Masih ada hubungannya dengan revolusi bulan, yaitu perputaran bulan mengelilingi bumi, bahwa waktu yang diperlukan bulan untuk berevolusi adalah 29,53 hari.
Sistem penanggalan yang umumnya dipakai oleh masyarakat di dunia ini ada dua, yaitu sistem penanggalan Masehi (Syamsiah) dan Hijriah (Komariyah). Dalam tahun Masehi, sistem penanggalannya berdasarkan revolusi bumi mengelilingi matahari.
Bumi mengelilingi matahari memerlukan waktu 365,25 hari. Dalam tahun Masehi, 1 tahun ini dibagi menjadi 12 bulan, sehingga ada yang 1 bulan terdapat 30 hari, ada juga yang 31 hari. Ada juga yang hanya 28 hari atau 29 hari (bulan Februari).
Fenomena Blue Moon muncul ketika dalam 1 bulan berdasarkan tahun Masehi, terjadi 2 kali bulan purnama. Bulan purnama pada bulan Januari 2018 ini terjadi pada tanggal 1 Januari dan 31 Januari.
Kira-kira kapan ya, terjadi lagi fenomena Blue Moon? Bisakah kalian menghitungnya? ^_^
Fenomena Blood Moon
Fenomena Blood Moon sebenarnya adalah istilah lain dari terjadinya gerhana bulan.
Bumi selalu mengelilingi matahari. Di samping itu, bumi juga selalu dikelilingi oleh bulan. Pada bulan purnama, bumi berada di antara bulan dan matahari. Nah, gerhana bulan terjadi apabila matahari, bumi, dan bulan terletak pada satu garis lurus. Keadaan ini menunjukkan bahwa gerhana bulan hanya mungkin terjadi pada saat bulan purnama.
Saat gerhana, permukaan bulan yang terang, sedikit demi sedikit memasuki bayangan bumi sehingga tertutup. Karena matahari lebih besar dari bumi, maka ada dua macam bayangan bumi, yaitu bayangan inti (umbra) dan bayangan kabur (penumbra).
Ketika bulan berada di posisi umbra, berarti bulan berada di tengah-tengah, dan menjadi gelap serta berwarna kemerahan. Warna merah ini disebabkan oleh pembiasan cahaya matahari ketika mengenai atmosfer bumi.
Lalu, apa dampaknya bagi penduduk bumi dengan adanya fenomena ini?
- Bagi kita, penduduk bumi, bulan akan terlihat lebih besar dari biasanya, sehingga seakan-akan bulan akan menabrak bumi (Supermoon).
- Dengan munculnya bulan yang terlihat sebagai bulan penuh (purnama), di bumi akan mengalami air pasang laut tertinggi. Fase ini biasa disebut Pasang Purnama (Spring Tide)
- Peristiwa gerhana bulannya akan dapat kalian lihat selama kurang lebih 5 jam.
- Super Blue Blood Moon terakhir terjadi pada tanggal 31 Maret 1866, atau 152 tahun yang lalu. Bisa jadi, fenomena sangat langka ini akan terjadi lebih dari 100 tahun yang akan datang lagi. Apakah ada yang masih hidup dan menyaksikan fenomena ini 100 tahun lagi? ^_^
- Saat terjadi gerhana bulan, kalian dapat melihat peristiwa tersebut dengan mata telanjang, karena pancaran sinar yang terlihat tidak berbahaya seperti saat terjadi gerhana matahari.
Jadi, apakah kalian akan sudah lihat fenomena Super Blue Blood Moon malam ini tempo hari?
Bagi yang tidak melihatnya, silakan lihat video yang diambil dari channel NASA. Perhatikan perubahan warna permukaan bulannya yang menjadi kemerahan