Pembaruan artikel pada January 25, 2023

Kebetulan lagi baca buku, ada kolom info tentang hujan asam. Jadilah pengen cari tahu lebih tentang hujan asam. Saya coba share disini ya..

Hujan asam adalah istilah yang digunakan ketika hujan mengandung nilai asam yang tinggi. Apa sih asam itu sendiri? Apakah itu suatu rasa yang suka kita temukan kalau makan sesuatu?

Hmm.. kira-kira ada hubungannya juga dengan itu, rasa masam. Rasa masam biasa kita temukan dalam buah-buahan yang mengandung vitamin C, misal jeruk. Selain buah-buahan, cuka juga rasanya masam. Zat yang berasa masam menunjukkan bahwa zat tersebut mengandung asam.

Selain rasanya masam, zat yang mengandung asam bersifat korosif, artinya dapat merusak. Semakin rendah tingkat pH suatu zat, maka daya rusaknya pun semakin tinggi. Zat bersifat asam selain yang ada pada makanan adalah asam sulfat. Asam sulfat digunakan sebagai larutan pada aki.

Dampak Hujan Asam

Jadi, apablia terjadi hujan asam, berarti air hujan yang jatuh dari langit sangat berbahaya. Kenapa? Karena dapat merusak. Kulit tubuh kita yang terkena hujan asam akan terasa panas dan perih jika disentuh. Hujan asam dengan kadar keasaman tinggi dapat menyebabkan gangguan pernapasan.

Hujan asam juga dapat mempercepat proses korosi (perkaratan). Logam yang mengalami korosi biasanya menjadi rapuh dan keropos. Akibatnya, bangunan, misalnya jembatan dari besi, lama kelamaan akan jadi rapuh. Bangunan yang terbuat dari batuan juga akan jadi mudah lapuk jika terkena hujan asam.

Tumbuhan juga ternyata terkena dampak dari hujan asam. Zat kimia dari hujan asam, jika diserap oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhannya sehingga bisa kekeringan dan akhirnya mati.

Hujan asam yang jatuh pada danau akan meningkatkan keasaman danau. Keasaman danau yang meningkat menyebabkan beberapa spesies biota air mati karena tidak mampu bertahan di lingkungan asam.

Mengapa Bisa Terjadi Hujan Asam?

Hujan asam mengandung zat sulfur dan nitrogen yang berada di udara. Sumbernya adalah gas buang yang dikeluarkan dari pabrik-pabrik, gas buang dari pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar batubara atau minyak bumi, juga asap dari kendaraan bermotor.

Di udara, zat-zat tersebut bergabung dengan titik-titik air yang membentuk awan, dan jatuh ke bumi sebagai hujan.

Secara alami, zat-zat penyebab hujan asam juga bisa bersumber dari semburan gunung berapi.